Sunday, February 5, 2017

ASKEP DHF


LAPORAN PENDAHULUAN DHF
A.    Pengertian

Dengue Hemoragic Fever (DHF) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan dapat enyerang semua orang terutama anak – anak dan dapat menyebabkan kematian (Departemen Kesehatan RI, 2000). Lebih lanjut (Smeltzer, 2001) merumuskan Dengue Hemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh vektor virus yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti. Sedangkan menurut (Nelson, 2000) Dengue Hemoragic Fever (DHF) adalah Demam dengue yang disebabkan oleh beberapa virus yang dibawa arthropoda, ditandai dengan demam.
B.     Etiologi
Pada umumnya maysarakat kita mengetahui penyebab dari DHF adalah melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Virus dengan serotive 1, 2, 3 dan 4 yang ditularkan melalui nyamuk Aedes Aegypti. Nyamuk ini biasanya hidup di kawasan tropis dan berkembangbiak pada sumber air yang tergenang (Smeltzer, 2001).
C.    Pathofisiologi
1.      Virus Dengue akan masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes Aegepty dan kemudian akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus antibodi, dalam sirkulasi akan mengaktifasi sistem komplemen. Akibat aktifasi C3 danC5 akan dilepas C3a dan C5a, 2 peptida berdaya untuk melepaskan histamin dan merupakan mediator kuat sebagai faktor meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu.
2.       Terjadinya trombositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagulasi  (protrobin, faktor V, VII, IX, X dan fibrinogen ) merupakan faktor penyebab terjadinya perdarahan hebat, terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF.
3.       Yang menentukan beratnya penyakit adalah permeabilitas dinding pembuluh darah, menurunnya volume plasma, terjadinya hipotensi, trombositopenia dan diatesis hemoragik, Renjatan terjadi secara akut.
4.        Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel dinding pembuluh darah. dan dengan hilangnya plasma klien mengalami hipovolemik. Apabila tidak diatasi bisa terjadi anoksia jaringan, asidosis metabolik dan kematian. (Suriadi dan Rita Yuliani, 2006).















D.    Pathway


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLI8mPI8xBi1hAxPLPA9wwdqAl0LF4i-LXOOiYYrjyLAs-HRNpwzzkkUkTf5vQV7l4fiYBHNSvOhYJPd4_BagKm4fZ3fedwot7AVYMUSF2z6o7_0E31BXzRTErXiujsMv_DK_5lkENlK4/s1600/Patoflow+DHF.jpg

E.     Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang mincul bervariasi berdasarkan derajat DHF dengan masa inkubasi antara 13 – 15 hari. Penderita biasanya mengalami demam akut sering disertai tubuh menggigil.
Gejala klinis lain yang timbul dan sangat menonjol adalah terjadinya perdarahan, perdarahan yang terjadi dapat berupa perdarahan pada kulit, perdarahan lainseperti melena. Selain demam dan perdarahan yang merupakan ciri khas DHF gambaran klinis lain yang tidak khas dan biasa dijumpai pada penderita DHF adalah
1.      Keluhan pada pernafasan seperti batuk, pilek dan sakit waktu menelan.
2.      Keluhan pada saluran pencernaan seperti mual, muntah, tidak nafsu makan, diare dan konstipasi.
3.      Keluhan sistem tubuh yang lain diantaranya sakit kepala, nyeri pada otot dan sendi, nyeri ulu hati, pegal – pegal di seluruh tubuh.

F.      Klasifikasi DHF

            DHF dapat diklasifikasikan berdasarkan derajat beratnya penyakit, WHO (1986) membagi menjadi empat kategori (Soegeng Soegijanto, 2002)
1.      Derajat I
Adanya demam tanpa perdarahan spontan, manifestasi perdarahan hanya berupa torniket tes yang positif.
2.      Derajat II
Gejala demam yang diikuti perdarahan spontan, biasanya berupa perdarahan di bawah kulit.
3.      Derajat III
Ditemukan kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan darah rendah, gelisah, cianosis sekitar mulut, hidung dan ujung jari (tanda – tanda awal renjatan).
4.      Derajat IV
Renjatan berat (DSS) dengan nadi tak teraba dan tekanan darah tidak dapat diukur.


G.    Penatalaksanaan
1. Keperawatan
a. Memonitor vital sign
b. Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang 
c. Memonitor tanda dehidrasi dan overhidrasi
d. Memonitor tanda-tanda syok
e. Memonitor perdarahan dan kebocoran plasma
f. Mengelola infuse dan tranfusi
g. Memenuhi kebutuhan nutrisi
h. Mengontrol dan mengatasi demam
i.  Tirah baring
j. Mengelola pemberian oksigen jika diperlukan

2. Medis
a.Terapi intravena : RL, Asering
b.Tranfusi sesuai kebutuhan : plasma , trombosit, Whole Blood
c. Antipiretik : paracetamol 10 mg/kg BB/pemberian. Tidak boleh diberikan aspirinProris / ibuprofen dapat memperberat trombositopenia
d. Oksigenasi jika diperlukan
e.Antibiotik diberikan untuk DBD ensefalopati, atau jika ada infeksi sekunder

H.    Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a.  Identitas : umur, alamat  (daerah endemis ?, lingkungan rumah / sekolah ada yang terkena DB ?)
b.      Riwayat Kesehatan    
1) Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian) : panas, muntah, epistaksis, perdarahan gusi   
2) Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit) : kapan mulai panas ?
3) Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita oleh pasien) 
4) Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang lain baik bersifat genetik atau tidak)
5)      Riwayat tumbuh kembang : adakah keterlambatan tumbuh kembang ?
6)      Riwayat imunisasi
c.       Pemeriksaan Fisik
1)      Keadaan umum : kesadaran, vital sign, status nutrisi (berat badan, panjang badan, usia)
2)      Pemeriksaan persistem
d.     Sistem persepsi sensori :
      1. Penglihatan : edema palpebra, air mata ada / tidak, cekung / normal
2.  Pengecapan : rasa haus meningkat/tidak, lidah lembab / kering
e.      Sistem persyarafan : kesadaran, menggigil, kejang, pusing
f.      Sistem pernafasan : epistaksis, dispneu, kusmaul, sianosis, cuping hidung, odem pulmo, krakles
g.     Sistem kardiovaskuler : takikardi, nadi lemah dan cepat / tak teraba, kapilary refill lambat, akral hangat / dingin, epistaksis, sianosis perifer, nyeri dada
h.      Sistem gastrointestinal :
Ø  Mulut : membran mukosa lembab / kering, perdarahan gusi
Ø  Perut  : turgor ?, kembung / meteorismus, distensi,    nyeri, asites, lingkar perut ?
Ø  Informasi tentang tinja : warna (merah, hitam), volume, bau, konsistensi,  darah,  melena
i       Sistem integumen : RL test (+) ?, petekie, ekimosis, kulit kering / lembab, perdarahan bekas tempat injeksi ?
j. Sistem perkemihan : bak 6 jam terakhir, oliguria  / anuria

k.  Pola Fungsi Kesehatan
1) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan : sanitasi ?,
2) Pola nutrisi dan metabolisme : anoreksia, mual, muntah
3) Pola eleminasi
a) Bab : frekuensi, warna (merah ?, hitam ? ), konsistensi, bau,  darah
b) Bak : frekuensi, warna, bak 6 jam terakhir ?, oliguria, anuria
4) Pola aktifitas dan latihan
5) Pola tidur dan istirahat
6)  Pola kognitif dan perceptual
7) Pola toleransi dan koping stress
8) Pola nilai dan keyakinan
9) Pola hubungan dan peran
10)  Pola seksual dan reproduksi
11)  Pola percaya diri dan konsep diri


      I.Diagnosa Keperawatan
1) Hipertermi berhubungan dengan peningkatan metabolic, dehidrasi,  viremia   
2) PK: Syok Hipovolemia b.d dengan kebocoran plasma, perdarahan,  
3) Takut b.d prosedur pengambilan darah (cek AT dan Hmt serial), hospitalisasi.
4) Cemas orang tua b.d perkembangan penyakit anaknya
5) Defisit self care b.d kelemahan, sesak nafas
6) Kerusakan pertukaran gas b.d akumulasi cairan di rongga paru
7) Resiko kelebihan volume cairan










J.Rencana Keperawatan

1.
Hipertermi b.d, pening-katan metabolik, viremia

Batasan karakteristik :
-          Suhu tubuh > nor-mal
-          Kejang
-          Takikardi
-          Respirasi meningkat
-          Diraba hangat
-          Kulit memerah

Setelah dilakukan tindak-an perawatan selama … X 24 jam suhu badan pasien normal,  dengan kriteria :

Termoregulasi (0800)
-          Suhu kulit normal
-          Suhu badan 35,9˚C-  37,3˚C
-          Tidak ada sakit kepa-la / pusing
-          Tidak ada nyeri otot
-          Tidak ada perubahan warna kulit
-          Nadi, respirasi dalam     batas normal
-          Hidrasi adequate
-          Pasien menyatakan  nyaman
-          Tidak menggigil
-          Tidak iritabel / gra-gapan /  kejang

Pengaturan Panas (3900)
1.       Monitor suhu sesuai kebutuhan
2.       Monitor  tekanan darah, nadi dan respirasi
3.       Monitor suhu dan warna kulit
4.       Monitor dan laporkan tanda dan gejala  hipertermi
5.       Anjurkan intake cairan dan nutrisi yang adekuat
6.       Ajarkan klien bagaimana mencegah panas yang    tinggi
7.       Berikan obat antipiretik
8.       Berikan obat  untuk mencegah atau me-ngontrol  menggigil

Pengobatan Panas (3740)
1.       Monitor suhu sesuai kebutuhan
2.       Monitor IWL
3.       Monitor suhu dan warna kulit
4.       Monitor tekanan darah, nadi dan respirasi
5.       Monitor derajat penurunan kesadaran
6.       Monitor kemampuan aktivitas
7.       Monitor leukosit, hematokrit, Hb
8.       Monitor intake dan output
9.       Monitor adanya aritmia jantung
10.    Dorong peningkatan intake cairan
11.    Berikan cairan intravena
12.    Tingkatkan sirkulasi udara dengan kipas angin
13.    Dorong atau lakukan oral hygiene
14.    Berikan obat antipiretik untuk mencegah klien menggigil / kejang
15.    Berikan obat antibiotic untuk mengobati penyebab demam
16.    Berikan oksigen
17.    Kompres dingin diselangkangan, dahi dan aksila.
18.    Anjurkan klien untuk tidak memakai selimut 
19.    Anjurkan klien memakai   baju berbahan dingin, tipis dan menyerap keringat

Manajemen Lingkungan (6480)
1.       Berikan ruangan sendiri sesuai indikasi
2.       Berikan tempat tidur dan kain / linen yang bersih  dan nyaman
3.       Batasi pengunjung

Mengontrol Infeksi (6540)
1.       Anjurkan klien untuk mencuci tangan sebelum makan
2.       Gunakan sabun untuk mencuci tangan
3.       Cuci tangan sebelum dan sesudah me-lakukan  kegiatan perawatan klien
4.       Ganti tempat infuse dan bersihkan sesuai dengan  SOP
5.       Berikan perawatan kulit di area yang odem
6.       Dorong klien untuk cukup istirahat
7.       Lakukan pemasangan infus dengan teknik aseptik    
8.       Anjurkan klien minum antibiotik sesuai advis dokter                                                                                                                                                                                                                                                            
2.
PK: Syok hipovolemia b.d kebocoran plasma, perdarahan , dehidrasi









Setelah dilakukan tindak-an / penanganan  selama 1 jam  diharapkan klien mempunyai perfusi yang adekuat, dengan criteria :

Kriteria hasil :
-          Amplitudo nadi perifer meningkat
-          Pengisian kapiler singkat (< 2 detik)
-          Tekanan darah dalam rentang normal
-          CVP > atau = 5 cm H2O
-          Frekuensi jantung teratur
-          Berorientasi terhadap waktu, tempat, dan orang
-          Keluaran urin > atau = 30 ml/jam
-          Akral hangat
-          Nadi teraba
-          Membran mukosa lembab
-          Turgor kulit normal
-          Berat badan stabil dan dalam batas normal
-          Kelopak mata tidak cekung
-          Tidak demam
-          Tidak ada rasa haus yang sangat
-          Tidak ada napas pen-dek /kusmaul

1.       Kaji dan catat status perfusi perifer. Laporkan temuan bermakna : ekstremitas dingin dan pucat, penurunan amplitude nadi, pengisian kapiler lambat.
2.       Pantau tekanan darah pada interval sering ; waspadai pada pembacaan lebih dari 20 mmHg di bawah rentang normal klien atau indicator lain dari hipotensi : pusing, perubahan mental, keluaran urin menurun.
3.       Bila hipotensi terjadi, tempatkan klien pada posisi telentang untuk meningkatkan aliran balik vena. Ingat bahwa tekanan darah > atau = 80/60 mmHg untuk perfusi koroner dan arteri ginjal yang adekuat.
4.       Pantau CVp (bila jalur dipasang) untuk menentukan keadekuatan aliran balik vena dan volume darah; 5-10  cm H2O biasanya dianggap rentang yang adekuat. Nilai mendekati 0 menunjukkan hipovolemia, khususnya bila terkait dengan keluaran urin menurun, vasokonstriksi, dan peningkatan frekuensi jantung yang ditemukan pada hipovolemia.
5.       Observasi terhadap indicator perfusi serebral menurun : gelisah, konfusi, penurunan tingkat kesadaran. Bila indicator positif terjadi, lindungi klien dari cidera dengan meninggikan pengaman tempat tidur dan menempatkan tempat tidur pada posisi paling rendah. Reorientasikan klien sesuai indikasi.
6.       Pantau terhadap indicator perfusi arteri koroner menurun : nyeri dada, frekuensi jantung tidak teratur.
7.       Pantau hasil laboratorium terhadap BUN (>20 mg/dl) dan kreatinin (>1,5 mg/dl) meninggi ; laporkan peningkatan.
8.       Pantau nilai elektrolit terhadap bukti ketidak seimbangan , terutama Natrium (>147 mEq/L) dan Kalium (>5 mEq/L). Waspadai tanda hiperkalemia : kelemahan otot, hiporefleksia, frekuensi jantung tidak teratur. Juga pantau tanda hipernatremia, retensi cairan dan edema.
9.       Berikan cairan sesuai program untuk meningkatkan volume vaskuler. Jenis dan jumlah cairan tergantung pada jenis syok dan situasi klinis klien : RL, Asering
10.    Siapkan untuk pemindahan klien ke ICU/PICU
(Keperawatan Medical Bedah : Swearingen : 1996)
3.








































Takut b.d prosedur pe-ngambilan darah, hos-pitalisasi, pengalaman / lingkungan yang kurang bersahabat. (00148)

Batasan karakteristik :
-          Panik
-          Teror
-          Perilaku menghindar atau menyerang
-          Impulsif
-          Nadi,  respirasi, TD sistolik meningkat
-          Anoreksia
-          Mual, muntah
-          Pucat
-          Stimulus sebagai ancaman
-          Lelah
-          Otot tegang
-          Keringat meningkat
-          Gempar
-          Ketegangan me-ningkat
-          Menyatakan takut
-          Menangis
-          Protes
-          Melarikan diri









Setelah dilakukan tindak-an keperawatan selama … X 24 jam rasa takut klien berkurang, dengan criteria :

Fear control (1404) :
-          Klien tidak menye-rang atau menghin-dari sumber yang menakutkan
-          Klien menggunakan teknik relaksasi   un-tuk mengurangi takut
-          Klien mampu meng-ontrol respon takut
-          Klien tidak melarika diri
-          Durasi takut menu-run
-          Klien kooperatif saat dilakukan perawatan dan pengobatan

Anxiety control (1402)
-          Tidur pasien adekuat
-          Tidak ada manifes-tasi fisik
-          Tidak ada manifes--tasi perilaku
-          Klien mau berinter-aksi sosial











Coping enhancement  (5230)
1.       Kaji respon takut klien : data objektif dan subyektif
2.       Jelaskan klien / keluarga tentang proses penyakit
3.       Terangkan klien / keluarga tentang semua pemeriksaan dan pengobatan
4.       Sampaikan sikap empati (diam, mem-berikan sentuhan, mengijinkan menangis, berbicara dll)
5.       Dorong orang tua untuk selalu menemani anak
6.       Berikan pilihan yang realistic tentang aspek perawatan
7.       Dorong klien untuk melakukan aktifitas social dan komunitas
8.       Dorong penggunaan sumber spiritual
Anxiety Reduction (5820)
1.       Jelaskan semua prosedur termasuk pe-rasaan yang mungkin dialami selama menjalani prosedur
2.       Berikan objek yang memberikan rasa aman
3.       Berbicara dengan pelan dan tenang
4.       Membina hubungan saling percaya
5.       Jaga peralatan pengobatan di luar penglihatan pasien
6.       Dengarkan klien dengan penuh perhatian
7.       Ciptakan suasana saling percaya
8.       Dorong klien mengungkapkan perasaan, persepsi klien dan takut secara verbal
9.       Berikan aktivitas/peralatan yang meng-hibur untuk mengurangi ketegangan
10.    Anjurkan klien menggunakan teknik relaksasi
11.    Anjurkan orang tua untuk membawakan mainan kesukaan dari rumah
12.    Mengusahakan untuk tidak mengulang pengambilan darah
13.    Libatkan orang tua dalam perawatan dan pengobatan
14.    Berikan lingkungan yang tenang, batasi pengunjung
4.
Defisit self care berhu-bungan dengan kelemah-an
NOC:
Perawatan diri :
(mandi, Makan Toiletting, berpakaian)
Setelah diberi motivasi perawatan selama ….x 24 jam, klien mengerti cara memenuhi ADL secara bertahap sesuai kemam-puan, dengan indicator :
·     Mengerti secara seder-hana cara mandi, ma-kan, toileting, dan ber-pakaian serta mau men-coba secara aman tanpa cemas
·     Klien mau berpartisipasi dengan senang hati tanpa keluhan dalam me-menuhi ADL
NIC: Membantu perawatan diri klien Mandi dan toiletting
Aktifitas:
1.     Tempatkan alat-alat mandi ditempat yang mudah dikenali dan mudah dijangkau klien
2.     Libatkan klien dan dampingi
3.     Berikan bantuan selama klien masih mampu mengerjakan sendiri
NIC: ADL Berpakaian
Aktifitas:
1.     Informasikan pada Klien dalam memilih pakaian selama perawatan
2.     Sediakan pakaian di tempat yg mudah di jangkau
3.     Bantu berpakaian yang sesuai
4.     Jaga privcy klien
5.     Berikan pakaian pribadi yg digemari dan sesuai

NIC: ADL Makan
1.     Anjurkan duduk dan berdo’a bersama teman
2.     Dampingi saat makan
3.     Bantu jika klien belum mampu dan beri contoh
4.     Beri rasa nyaman saat makan
5.
Cemas orang tua b.d perkembangan penyakit anaknya (perdarahan, lemah, rewel, sesak na-fas, gelisah)

Batasan karakteristik :
-          Orang tua sering bertanya
-          Orang tua meng-ungkapkan perasaan cemas
-          Khawatir
-          Kewaspadaan me-ningkat
-          Mudah tersinggung
-          Gelisah
-          Wajah tegang, me-merah
-          Kecenderungan me-nyalahkan orang lain

Setelah dilakukan tindak-an keperawatan selama         … X pertemuan kece-masan  orang tua berku-rang, dengan kriteria :

Anxiety control (1402)
-          Tidur   adekuat
-          Tidak ada manifest-tasi fisik
-          Tidak ada manifest-tasi perilaku
-          Mencari informasi untuk mengurangi cemas
-          Menggunakan teknik relaksasi untuk me-ngurangi cemas
-          Berinteraksi social

Aggression Control (1401)
-          Menghindari kata yang meledak-ledak
-          Menghindari perila-ku yang merusak
-          Mampu mengontrol verbal

Coping (1302)
-          Mampu mengidenti-fikasi pola koping yang efektif dan tidak efektif
-          Mampu mengontrol verbal
-          Melaporkan stress / cemasnya berkurang
-          Mengungkapkan me-nerima keadaan
-          Mencari informasi berkaitan dengan pe-nyakit dan pengo-batan
-          Memanfaatkan du-kungan social
-           
Anxiety control (1402)
-          Tidur   adekuat
-          Tidak ada manifest-tasi fisik
-          Tidak ada manifest-tasi perilaku
-          Mencari informasi untuk mengurangi cemas
-          Menggunakan teknik relaksasi untuk me-ngurangi cemas
-          Berinteraksi social

Aggression Control (1401)
-          Menghindari kata yang meledak-ledak
-          Menghindari perila-ku yang merusak
-          Mampu mengontrol verbal

Coping (1302)
-          Mampu mengidenti-fikasi pola koping yang efektif dan ti-dak efektif
-          Mampu mengontrol verbal
-          Melaporkan stress / cemasnya berkurang
-          Mengungkapkan me-nerima keadaan
-          Mencari informasi berkaitan dengan pe-nyakit dan pengo-batan
-          Memanfaatkan du-kungan sosial


Coping enhancement  (5230)
1.       Kaji respon cemas orang tua
2.       Jelaskan orang tua tentang proses penyakit anaknya
3.       Jelaskan orang tua tentang prosedur pemeriksaan, perawatan dan pengobatan
4.       Beritahu dan jelaskan setiap perkem-bangan penyakit anaknya
5.       Dorong penggunaan sumber spiritual

Anxiety Reduction (5820)
1         Jelaskan semua prosedur termasuk pera-saan yang mungkin dialami selama men-jalani prosedur
2         Berikan objek yang dapat memberikan ra-sa aman
3         Berbicara dengan pelan dan tenang
4         Membina hubungan saling percaya
5         Dengarkan   dengan penuh perhatian
6         Ciptakan suasana saling percaya
7         Dorong orang tua mengungkapkan pera-saan, persepsi dan cemas secara verbal
8         Berikan peralatan / aktivitas yang  meng-hibur untuk mengurangi ketegangan
9         Anjurkan untuk menggunakan teknik re-laksasi
10     Berikan lingkungan yang tenang, batasi pengunjung




















DAFTAR PUSTAKA

   Arif Mansjoer dkk, Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius FKUI Jakarta, 2000
   Budi Santosa, Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006, Prima Medika
   Dina Kartika S, Pediatricia, Tosca Enterprise, Yogyakarta, 2005
   Fakultas Kedokteran UGM, Demam Berdarah Dengue : Naskah Lengkap Pelatihan bagi
   Hardiono D. Pusponegoro dkk, Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak, IDAI, 2004

No comments:

Post a Comment